PHK 11 Ribu karyawan Lantaran Tutup. Berikut Daftar 6 Pabrik Tekstil Di Indonesia Yang Tutup

- Reporter

Selasa, 11 Juni 2024 - 09:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pekerja pabrik yang terancam PHK masal. Foto : Nurul Hidayat/bisnis.com

Pekerja pabrik yang terancam PHK masal. Foto : Nurul Hidayat/bisnis.com

Jakarta, lensabumi.com– Satu per satu pabrik tekstil di Indonesia tumbang. Jumlah pekerja yang di-PHK juga cukup banyak.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan, penurunan order hingga sama sekali tak ada order membuat pabrik-pabrik tekstil tersebut tutup. Hingga menyebabkan puluhan ribu pekerja menjadi korban PHK.

“Pabrik tekstil tutup bertambah lagi. PT. S.Dupantex, lokasinya di jalan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah. Baru tanggal 6 Juni kemarin, akibatnya PHK 700-an orang pekerja,” ungkap Ristadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (11/6/2024).

“Ini menambah daftar pabrik tekstil yang melakukan PHK sejak awal tahun 2024. Ada yang efisiensi ada yang pabriknya tutup karena tak bisa lagi bertahan,” tambahnya.

Berikut Daftar Pabrik Tekstil yang Tutup Sejak Awal 2024:

1. PT S Dupantex, Jawa Tengah: PHK 700-an orang

2. PT Alenatex, Jawa Barat: PHK 700-an orang

3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah: PHK 500-an orang

4. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah: PHK 400-an orang

5. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah: PHK 700-an orang

Baca Juga :  Keterbatasan Anggaran, Kendala Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Brebes

6. PT Sai Apparel, Jawa Tengah: PHK 8.000-an orang.

Data tersebut hanya mencakup pabrik tempat pekerja anggota KSPN bekerja. Tidak termasuk pabrik-pabrik tempat karyawan bukan anggota KSPN. Menurut Ristadi, PT Kusumaputra Santosa, PT Kusumahadi Santosa, dan PT Pamor Spinning Mills adalah perusahaan yang tergabung di bawah bendera Kusuma Group. Grup usaha ini, kata dia, memproduksi benang, hingga produk hilir berupa kain (printing).

“Potensi PHK di sektor TPT masih terus berjalan. Penyebabnya semua hampir sama, order turun sampai nggak ada order sama sekali. Karena itu, pemerintah harus segera turun tangan,” ujar Ristadi.

“Batasi impor barang TPT kecuali bahan bakunya yang memang tidak ada di Indonesia. Berantas impor ilegal barang-barang TPT karena merusak pasar domestik, akibatnya barang-barang TPT dalam negeri menjadi semakin tidak laku,” tukas dia.

Dia mengungkapkan, saat ini industri TPT dalam negeri yang masih mampu bertahan adalah perusahaan yang berorientasi pasar ekspor.

“Kan menyedihkan, ceruk pasar dan kebutuhan tekstil sandang masyarakat disuplai oleh barang-barang TPT dari luar. Padahal kita sangat mampu memproduksinya. Ironis. Saat ini PHK banyak terjadi, banyak yang nggak lapor. Yang PHK bertahap, puluhan, belum update. Tapi lama-lama habis karyawannya,” ucap Ristadi.

Dia mengungkapkan, perusahaan juga kadang ragu atau takut untuk melaporkan atau mengaku telah melakukan PHK. Karena dapat mempengaruhi trust dari perbankan dan buyer.

“Ke saya juga sering ada yang protes, bahkan somasi, karena mengungkapkan perusahaan mereka telah melakukan PHK. Tapi kalau tidak diungkapkan, nanti pemerintah leha-leha jadinya. Nanti dianggap PHK massal itu isapan jempol belaka atau karangan kami saja. Dikira tak ada masalah di industri tekstil, kondisinya baik-baik saja, nggak tahunya pekerja sudah banyak jadi korban PHK,” ujar Ristadi.

Ristadi berharap pemerintah gerak cepat mengatasi gelombang PHK yang terus melanda pabrik-pabrik manufaktur di dalam negeri. Tak hanya pabrik TPT, tapi juga industri alas kaki (sepatu) dan pabrik padat karya lainnya.

“Karena PHK ini akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat yang kemudian akan memengaruhi ekonomi RI,” pungkasnya.(*)

Berita Terkait

Jumat Berkah Satlantas Polres Purbalingga Dari Koin Seribu Bisa Berbagi Sembako
Langkah Kementerian PANRB Mempersempit Kesenjangan Gender Dalam Birokrasi
Pimpin Pemakaman Menteri PU Periode 1998-1999, Menteri Dody: Almarhum Sosok Pekerja yang Tekun dan Gigih
Senator Jelita menyayangkan perkataan Gus Miftah yang mengolok Pedagang Es Teh dalam Acara Pengajian
Sindikat TPPO Berkelas Mafia, Penrad: Regulasi Harus Direvisi Total
Apresiasi Pernyataan Wapres, Senator Filep Ungkap 3 Isu Sentral terkait Disabilitas
Bahas Penyelesaian Potensi Kerugian Daerah, BAP DPD RI Lakukan Rapat Konsultasi Dengan BPK RI
Raker Persiapan Nataru 2024/2025, Kementerian PU Operasionalkan 196 Km Tol Baru dan Buka Tol Fungsional Sepanjang 120,4 Km

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 09:27 WIB

Jumat Berkah Satlantas Polres Purbalingga Dari Koin Seribu Bisa Berbagi Sembako

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:00 WIB

Langkah Kementerian PANRB Mempersempit Kesenjangan Gender Dalam Birokrasi

Jumat, 6 Desember 2024 - 11:38 WIB

Pimpin Pemakaman Menteri PU Periode 1998-1999, Menteri Dody: Almarhum Sosok Pekerja yang Tekun dan Gigih

Kamis, 5 Desember 2024 - 17:30 WIB

Senator Jelita menyayangkan perkataan Gus Miftah yang mengolok Pedagang Es Teh dalam Acara Pengajian

Kamis, 5 Desember 2024 - 17:16 WIB

Sindikat TPPO Berkelas Mafia, Penrad: Regulasi Harus Direvisi Total

Berita Terbaru

Daerah

YONIF 407/PK TERIMA KUNJUNGAN DARI SISWA SISWI TK

Senin, 9 Des 2024 - 17:43 WIB

Olahraga

Putra Bharata Muda dan Bukit Asam Petik Kemenangan Perdana

Senin, 9 Des 2024 - 17:28 WIB