Jakarta, lensabumi.com- Gen Moderat Indonesia sukses menggelar diskusi bertema “Membangun Kesadaran Kolektif: Toleransi sebagai Kunci Melawan Radikalisme dan Ekstremisme” di Aula Sjahrir Nuruts ITB Ahmad Dahlan, Jakarta pada Sabtu, 13 Juli 2024 dihadiri oleh 107 mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta.
Diskusi ini menghadirkan Suparman Kadamin, M.Si, Ketua Umum DPD IMM DKI Jakarta Periode 2020-2022, sebagai pemantik diskusi. Dalam pembukaannya, Suparman menekankan pentingnya memahami moderasi beragama sebagai fondasi utama dalam menjaga keharmonisan di tengah masyarakat yang beragam. “Moderasi beragama bukan hanya tentang menahan diri, tetapi juga tentang aktif berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai,” ujarnya.
Suparman juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi. “Mahasiswa adalah agen perubahan. Tugas kita adalah memastikan bahwa perubahan yang kita bawa adalah perubahan yang positif dan membawa kedamaian,” tambahnya. Ia juga mengingatkan bahwa radikalisme dan ekstremisme seringkali muncul dari ketidakpahaman dan kurangnya dialog antar kelompok. “Dialog adalah kunci. Dengan berdialog, kita dapat saling memahami dan menghargai perbedaan.”
Aldi Fathurrahman, Direktur Kampanye Gen Moderat Indonesia, turut hadir dan memberikan paparan mengenai pentingnya menjaga toleransi sebagai upaya melawan radikalisme dan ekstremisme. “Toleransi bukan hanya sekedar menerima perbedaan, tetapi juga menghargai dan merayakan perbedaan tersebut. Dengan toleransi, kita dapat membangun kesadaran kolektif yang kuat untuk melawan segala bentuk radikalisme dan ekstremisme,” jelas Aldi.
Aldi juga menekankan bahwa upaya melawan radikalisme tidak bisa hanya dilakukan oleh individu, tetapi harus menjadi upaya kolektif. “Kita harus bekerja sama, saling mendukung, dan terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya toleransi dan moderasi beragama,” tambahnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan beragama dan berbangsa. Dengan adanya diskusi seperti ini, diharapkan para peserta dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi di lingkungan mereka masing-masing.
Acara berjalan lancar dan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta dapat berdialog langsung dengan narasumber, menggali lebih dalam mengenai isu-isu terkait moderasi beragama. Banyak peserta yang menyatakan apresiasi dan rasa terima kasih atas kesempatan untuk belajar dan berdiskusi mengenai isu yang sangat relevan ini.
Dengan semangat kebersamaan dan tekad untuk memajukan nilai-nilai toleransi, acara ini menjadi momentum penting bagi para mahasiswa untuk terus berkomitmen dalam melawan radikalisme dan ekstremisme melalui pendekatan yang moderat dan inklusif.