Kades Peserta Benchmarking Pelajari Sistem Irigasi Kuno Dujiangyan di China

- Reporter

Rabu, 25 September 2024 - 20:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Chengdu, lensabumi.com – Dua belas orang kepala desa (Kades) peserta Benchmarking didampingi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mempelajari sistem irigasi kuno Dujiangyan, Chengdu, China, pada Selasa (24/9/2024).

Sistem irigasi Dujiangyan merupakan salah satu yang tertua di China, yakni telah beroperasi selama 2.280 tahun hingga saat ini.

Secara sederhana, sistem irigasi Dujiangyan membagi aliran sungai besar ke aliran-aliran sungai buatan untuk mengaliri kebutuhan desa yang jauh dari tepi sungai.

Ketinggian sungai buatan itu pun dibuat variasi sehingga tidak semuanya tidak dialiri oleh air, tergantung kebutuhan masyarakat.

Baca Juga :  Sertifikasi Produk Pembuatan Knalpot Lokal Polres Purbalingga Dukung Perizinan

Selain mengalirkan air untuk kebutuhan pertanian, sungai buatan itu juga dapat difungsikan untuk mengendalikan banjir pada musim hujan maupun menampung air ketika musim kering atau musim dingin.

Kades Krasak, Megelang, Jawa Tengah, Ari Setiawan mengaku kagum dengan sistem irigasi yang sudah berusia ribuan tahun itu.

Ari menilai, sistem irigasi itu menandakan karakteristik bangsa China yang melestarikan warisan dari para leluhur mereka.

“Kami sangat mengagumi berkaitan dengan teknologi sebelum masehi, teknologi di China ini sudah sangat maju,” kata Ari.

Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDTT Nugroho Setujo Nagoro juga punya pandangan serupa tentang sistem irigasi kuno Dujiangyan.

Baca Juga :  Pertama di Indonesia, Event Lari Electric Run 2024 Bebas Emisi dengan Listrik dari Genset Hidrogen

Nugroho berharap, para Kades bisa menjadikan sejarah sistem irigasi tersebut sebagai suatu hal yang harus dipelajari.

“Ini tentu yang menjadi pikiran kami bagaimana mengelolanya sehingga sekian lama itu bisa terjaga, terawat, kemudian terbagi untuk berbagai kebutuhan,” kata dia.

Rombongan Kades didampingi Kemendes PDTT juga mengunjungi Pangkalan Penelitian Pengembangbiakan Panda Raksasa Chengdu yang menjadu tempat tinggal bagi 240 ekor panda pada Selasa (24/9/2024) pagi.

Selama kurang lebih 2 jam, para kepala desa diajak berkeliling untuk melihat panda sekaligus mempelajari kehidupan hewan tersebut.(*)

Berita Terkait

Jabat PJ Sekda Brebes, Tahroni : Perkuat Kolaborasi dan Harmonisasi Antar-OPD
Indahnya Berbagi, A Zhui Zhan Ketua DPD PSI Kabupaten Tangerang Adakan Program Jum’at Berkah
Belum Juga Serahkan PSU ke Pemerintah, Pengembang Lippo Karawaci Dipanggil DPRD
Komite III DPD RI Lakukan Studi Referensi ke Finlandia, Dorong Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional
PPI Beri Masukan ke Menteri PANRB: Kebijakan Aspiratif dan Berdampak
Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Yandri Optimis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
Haidar Alwi: Polisi Bantu Petani Jaga Ketahanan Pangan, Bukan Sekadar Penegak Hukum.
Audiensi Dubes Uni Emirat Arab, Mendes Yandri Ajak Perkuat Ketahanan Pangan di Desa

Berita Terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 16:06 WIB

Jabat PJ Sekda Brebes, Tahroni : Perkuat Kolaborasi dan Harmonisasi Antar-OPD

Jumat, 4 Juli 2025 - 17:22 WIB

Indahnya Berbagi, A Zhui Zhan Ketua DPD PSI Kabupaten Tangerang Adakan Program Jum’at Berkah

Kamis, 3 Juli 2025 - 20:38 WIB

Belum Juga Serahkan PSU ke Pemerintah, Pengembang Lippo Karawaci Dipanggil DPRD

Rabu, 2 Juli 2025 - 21:26 WIB

Komite III DPD RI Lakukan Studi Referensi ke Finlandia, Dorong Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional

Rabu, 2 Juli 2025 - 21:20 WIB

PPI Beri Masukan ke Menteri PANRB: Kebijakan Aspiratif dan Berdampak

Berita Terbaru