Kulon Progo, Lensabumi.com – Warga RT 026 Padukuhan Josutan, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih, menggelar Kenduri Adat Kepungan Selikuran . Acara berlangsung pada jum’at, 21 maret 2025 yang berlangsung penuh kekhidmatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi. Dan doa bersama menjelang malam ke-21 Ramadan, tetapi juga menjadi momen penting bagi warga untuk menyampaikan aspirasi terkait dampak pembangunan Tol Yogyakarta–YIA.
Yang membuat kenduri ini semakin istimewa adalah kehadiran Asisten Daerah (Asda) I yang membidangi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Jazil Ambar Was’an. Kehadirannya merupakan disposisi dari Wakil Bupati Kulon Progo, H. Ambar Purwoko, yang berhalangan hadir karena mendampingi kunjungan Wakil Menteri Pertanian di Kecamatan Kokap.
Dalam acara tersebut, warga menyampaikan kegelisahan mereka terkait pembangunan Jalan Tol Yogyakarta–YIA yang berdampak pada lingkungan sekitar. Khususnya bagi mereka yang tanah dan rumahnya tidak terdampak langsung oleh proyek tol. Namun berada di antara rencana jalan tol dan rel Kereta Api Indonesia (KAI). Warga merasa terjepit dan khawatir dengan ketidakpastian akses jalan setelah proyek rampung.
Menurut Ngatiman, Ketua RT 026. Pembangunan tol menggunakan sistem grounded membuat warga semakin khawatir karena akses mereka ke fasilitas umum akan terhambat. Mengingat kondisi geografis yang sulit serta potensi keter isolasian di masa mendatang di wilayah tersebut. . Warga berharap tanah dan bangunan mereka dapat ikut dibebaskan. Mereka meminta agar pemerintah dan pihak terkait memberikan kejelasan terkait solusi bagi mereka yang terjepit antara proyek tol dan jalur rel KAI.
Menanggapi hal tersebut, Drs. Jazil Ambar Was’an menyatakan memahami keresahan warga. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan berupaya mencari solusi terbaik bagi masyarakat. yang terdampak secara tidak langsung oleh proyek strategis ini. Ia juga memastikan akan meneruskan aspirasi warga kepada pihak yang berwenang dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Tol.
Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan dari Bank BPD DIY Unit Pengasih yang memberikan edukasi dan literasi keuangan bagi warga yang akan menerima pembayaran Uang Ganti Rugi (UGR) proyek Tol Yogyakarta–YIA. Proses pembayaran ganti rugi sendiri dikabarkan tinggal menunggu tahapan akhir sebelum dapat dicairkan kepada warga terdampak langsung.
Kenduri Adat Kepungan Selikuran selain menjadi tradisi budaya yang mempererat kebersamaan warga, tetapi juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan berdialog langsung dengan pemangku kebijakan. Warga berharap ada tindak lanjut nyata dari pemerintah untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tetap memperhatikan kesejahteraan dan aksesibilitas masyarakat setempat.(Ardon)