Brebes, Lensabumi.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tegal bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes menyelenggarakan pelatihan Petani Milenial PekA Digitalisasi di Pendopo Kabupaten Brebes pada Jumat (27/6/2025).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan literasi digital petani milenial, khususnya dalam pemasaran dan ekspor komoditas bawang merah.
Sebagai narasumber pada kegiatan tersebut, Ricardo de Mello, Certified Digital Marketing Consultant, KPwBI Tegal dan Bank Indonesia (BI) Tegal.
Ricardo de Mello memaparkan enam langkah perubahan mindset bagi petani milenial untuk mengoptimalkan digitalisasi:
1. Dari Sekadar Bertani Menjadi Pebisnis
“Petani modern tidak hanya menanam dan panen, tetapi juga perlu memahami harga, branding, dan strategi pasar,” jelas Ricardo.
2. Melek Teknologi dan Tidak Ragu Belajar Hal Baru
3. Konsisten dan Sabar dalam Pemasaran Online 4. Berani Ekspansi ke Pasar Global dengan Storytelling Produk (Membangun cerita produk untuk meningkatkan kepercayaan pembeli.)
5. Beralih dari Ketergantungan Tengkulak ke Transaksi Langsung
6. Utamakan Bangun Kepercayaan, Keuntungan Akan Menyusul
Bimala, Kepala KPwBI Tegal, menyatakan bahwa pelatihan ini sejalan dengan program PeKA (Peduli, Kenali, Adukan) Bank Indonesia untuk meningkatkan pemahaman:
– Peduli: Produk/layanan keuangan digital.
– Kenali: Risiko penipuan dan mitigasinya.
– Adukan: Peran regulator dalam perlindungan konsumen.
Dia menambahkan, Brebes menyumbang 19-20% produksi bawang merah nasional (384.400 ton pada 2022). Namun, produksi menurun dari 350 ribu ton (2018) menjadi 250-290 ribu ton (2023) akibat fluktuasi harga, cuaca ekstrem, dan distribusi yang tidak optimal.
“Dengan produktivitas rata-rata 10 ton/hektar dan masa tanam 3-4 kali per tahun, digitalisasi bisa menjadi solusi untuk stabilisasi harga dan perluasan pasar,” tegas Bimala.
Menurut, Bimala pelatihan ini diharapkan mendorong petani milenial Brebes beralih dari pola tradisional ke pemasaran digital, mengurangi ketergantungan pada tengkulak, dan membuka peluang ekspor.
“Digitalisasi bukan hanya tentang teknologi, tapi juga perubahan paradigma untuk kesejahteraan petani,” pungkas Bimala.