Tangerang, lensabumi.com – Kebahagiaan para lansia dan anak yatim penerima Bantuan Sosial Terpadu (BST) APBD Kabupaten Tangerang seketika berubah menjadi kekecewaan. Harapan mereka untuk menerima bantuan pupus karena teknis penyaluran yang dinilai berbelit.
Lembaga Satu Bumi Satu Negeri (LSBSN) mengirimkan surat resmi kepada Bupati Tangerang Maesyal Rasyid pada Jumat (19/9) untuk mendesak evaluasi. Ketua LSBSN, Susetyo Yuli Ristianto, menyebut aturan yang mewajibkan pembukaan rekening Bank BJB dengan setoran awal Rp50.000 dan dokumen tambahan seperti akta kelahiran atau surat perwalian pengadilan, tidak realistis bagi warga miskin.
“Banyak lansia tak punya akta kelahiran. Anak yatim yang tinggal bersama kerabat pun tak mungkin mudah mengurus surat perwalian ke pengadilan. Mereka datang ke bank dengan penuh harap, tetapi pulang dengan kecewa,” ujar Susetyo.
Ia menambahkan, LSBSN menemukan kasus warga Kecamatan Jambe dan Solear yang harus patungan biaya sewa mobil pick-up untuk pergi ke bank. Setibanya di sana, mereka mengantri lama dan sering diminta kembali karena syarat tak terpenuhi.
Menurut LSBSN, pemerintah daerah semestinya mencari solusi yang lebih ramah bagi kelompok rentan. Opsi seperti surat keterangan desa atau distribusi tunai di lokasi-lokasi strategis bisa dipertimbangkan.
“Jangan biarkan bantuan sosial berubah menjadi beban. Kami berharap Bupati segera meninjau ulang kebijakan ini agar tidak lagi melukai harapan warga,” tegas Susetyo.








