Ujian Panjang Kekeringan Di Nusa Tenggara Barat

banner 468x60

Lensabumi.com – Beberapa hari terakhir, hujan deras kembali mengguyur berbagai wilayah di Indonesia. Dari Sumatra hingga Jawa, dari Kalimantan hingga Maluku, air hujan turun dengan deras, membasahi sawah, pekarangan, dan jalanan kota yang semula kering.

Di sejumlah kota besar, genangan air menjadi pemandangan biasa, sementara di desa-desa, petani menyambut tetes demi tetes hujan sebagai berkah yang menenangkan tanah yang mulai menguning.

Intensitas hujan yang tinggi ini memperlihatkan keajaiban alam sekaligus menunjukkan ketidakmerataan distribusi air yang kerap membingungkan masyarakat dan pemerintah.

Baca Juga  Pengguna Spotify Gratis Kini Bisa Memutar Lagu Sesuai Keinginan

Di sebagian besar wilayah, hujan menghadirkan napas baru bagi pertanian dan ekosistem setempat. Sungai kembali mengalir deras, embung terisi, dan saluran irigasi bekerja maksimal.

Namun, di sisi lain, fenomena ini menegaskan sebuah realitas yang tidak bisa diabaikan. Meski hujan lebat terjadi di banyak daerah, ada wilayah yang justru terperangkap dalam kekeringan panjang, menguji ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim dan pola cuaca ekstrem.

Salah satu wilayah yang menghadapi tantangan ini adalah Kecamatan Lape, di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Empat bulan terakhir, langit di atas Lape nyaris tak meneteskan hujan. Tanah retak di sawah, sumur menyusut, dan sumur tadahan warga mulai mengering.

Baca Juga  Spanyol Selangkah Lagi Ke Piala Dunia Setelah Kalahkan Georgia 4-0

Aktivitas sederhana sehari-hari berubah menjadi perjuangan. Setiap pagi, para petani harus menempuh jarak lebih jauh untuk mendapatkan air bagi ternak dan kebutuhan rumah tangga. Sumur yang biasanya menjadi sumber utama air sejak awal musim kemarau kini sudah kering, memaksa warga beradaptasi dengan keterbatasan sumber daya.

Fenomena yang dialami Lape bukan sekadar peristiwa lokal. Kekeringan panjang ini mencerminkan tantangan ketahanan air yang rapuh di tengah pola cuaca ekstrem.

Baca Juga  Tamsil Linrung Tinjau SPPG di Bantul, Pastikan Proses MBG Aman dan Higienis

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lape tercatat mengalami lebih dari 100 hari tanpa hujan, termasuk kategori kekeringan ekstrem.

Tidak hanya Lape, sejumlah wilayah lain di Sumbawa, Dompu, dan Bima juga menghadapi kondisi serupa, dengan hari tanpa hujan mencapai lebih dari 60 hari.

Tren ini menjadi sinyal peringatan akan tekanan musim kemarau yang semakin panjang, yang tidak hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *